sejarah perkembangan pemerintah DKI Jakarta
Sejarah
Gilanganantha123
Pertanyaan
sejarah perkembangan pemerintah DKI Jakarta
2 Jawaban
-
1. Jawaban 01Rafli
Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan awal mengenai Jakarta terkumpul sedikit melalui berbagai prasasti yang ditemukan di kawasan bandar tersebut. Keterangan mengenai kota Jakarta sampai dengan awal kedatangan para penjelajah Eropa dapat dikatakan sangat sedikit.
Sejarah1
Laporan para penulis Eropa abad ke-16 menyebutkan sebuah kota bernama Kalapa, yang tampaknya menjadi bandar utama bagi sebuah kerajaan Hindu bernama Sunda, beribukota Pajajaran, terletak sekitar 40 kilometer di pedalaman, dekat dengan kota Bogor sekarang. Bangsa Portugis merupakan rombongan besar orang-orang Eropa pertama yang datang ke bandar Kalapa. Kota ini kemudian diserang oleh seorang muda usia, bernama Fatahillah, dari sebuah kerajaan yang berdekatan dengan Kalapa. Fatahillah mengubah nama Sunda Kalapa menjadi Jayakarta pada 22 Juni 1527. Tanggal inilah yang kini diperingati sebagai hari lahir kota Jakarta. Orang-orang Belanda datang pada akhir abad ke-16 dan kemudian menguasai Jayakarta.Nama Jayakarta diganti menjadi Batavia. Keadaan alam Batavia yang berawa-rawa mirip dengan negeri Belanda, tanah air mereka. Mereka pun membangun kanal-kanal untuk melindungi Batavia dari ancaman banjir. Kegiatan pemerintahan kota dipusatkan di sekitar lapangan yang terletak sekitar 500 meter dari bandar. Mereka membangun balai kota yang anggun, yang merupakan kedudukan pusat pemerintahan kota Batavia. Lama-kelamaan kota Batavia berkembang ke arah selatan. Pertumbuhan yang pesat mengakibatkan keadaan lilngkungan cepat rusak, sehingga memaksa penguasa Belanda memindahkan pusat kegiatan pemerintahan ke kawasan yang lebih tinggi letaknya. Wilayah ini dinamakan Weltevreden. Semangat nasionalisme Indonesia di canangkan oleh para mahasiswa di Batavia pada awal abad ke-20.
Sebuah keputusan bersejarah yang dicetuskan pada tahun 1928 yaitu itu Sumpah Pemuda berisi tiga buah butir pernyataan , yaitu bertanah air satu, berbangsa satu, dan menjunjung bahasa persatuan : Indonesia. Selama masa pendudukan Jepang (1942-1945), nama Batavia diubah lagi menjadi Jakarta. Pada tanggal 17 Agustus 1945 Ir. Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di Jakarta dan Sang Saka Merah Putih untuk pertama kalinya dikibarkan. Kedaulatan Indonesia secara resmi diakui pada tahun 1949. Pada saat itu juga Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pada tahun 1966, Jakarta memperoleh nama resmi Ibukota Republik Indonesia. Hal ini mendorong laju pembangunan gedung-gedung perkantoran pemerintah dan kedutaan negara sahabat. Perkembangan yang cepat memerlukan sebuah rencana induk untuk mengatur pertumbuhan kota Jakarta. Sejak tahun 1966, Jakarta berkembang dengan mantap menjadi sebuah metropolitan modern. Kekayaan budaya berikut pertumbuhannya yang dinamis merupakan sumbangan penting bagi Jakarta menjadi salah satu metropolitan terkemuka pada abad ke-21. -
2. Jawaban Apbri
Sejarah Kota Jakarta
Sunda Kelapa
Sejak abad ke-10, Jakarta dikenal dengan sebutan Pelabuhan Sunda Kelapa yang terkenal sebagai pusat perdagangan karena letaknya yang sangat strategis. Pada tanggal 21 Agustus 1522 ditandatangani perjanjian persahabatan antara Portugis dan Kerajaan Pajajaran (Hindu). Raja Pakuan Pajajaran melakukan perjanjian tersebut guna memperoleh bantuan dari Portugis dalam menghadapi ancaman Kerajaan Demak (Islam). Namun perjanjian itu sia-sia karena Portugis tidak membantu Pajajaran, tetapi Portugis malah ingin menguasai Pelabuhan Sunda Kelapa.
Jayakarta
Kerajaan Demak (Islam) mempunyai misi ingin menguasai Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah/Fadilah Khan/Faletehan, panglima perang asal Gujarat (India). Pada tanggal 22 Juni 1527 Sunda Kelapa Jatuh ke tangan Kerajaan Demak. Tanggal 22 Juni dijadikan sebagai kelahiran kota Jakarta. Nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta oleh Fatahillah yang artinya kemenangan berjaya. Setelah Fatahillah berhasil mengalahkan dan mengislamkan Banten, Jayakarta berada di bawah kekuasaan Banten.
Batavia

Pada tahun 1619, Belanda di bawah pimpinan Jan Pieterzoon Coen (J. P. Coen) menyerbu Jakarta sehingga orang Banten serta etnis Arab dan Tionghoa mengundurkan diri ke daerah Kesultanan Banten. Setelah berhasil dikuasai Belanda, nama Jayakarta diganti menjadi Batavia oleh Gubernur Jendral J. P. Coen. Setelah kepemimpinan J. P. Coen, Batavia selanjutnya dipimpin oleh Jacques Speex, Daendels, Raffles,dan Van den Bosch, yang membangun Jakarta dengan beberapa bangunan yang masih berdiri sampai sekarang seperti Lapangan Monas, Stasiun Kota, dsb.
Setelah Kemerdekaan
Pada bulan September 1945 Pemerintah Kota Jakarta diberi nama Pemerintahan Nasional Kota Jakarta dengan dipimpin oleh seorang walikota. Setelah itu, wilayah Jakarta mengalami penambahan yaitu Kepulauan Seribu, Cengkareng, Kebayoran (Kebon Jeruk, Kebayoran Ilir, dan Kebayoran Udik), dan sebagian Bekasi (Pulogadung dan Cilincing). UU No. 10 Tahun 1964 Daerah Khusus Ibukota Raya dinyatakan sebagai Ibukota Negara Republik Indonesia dengan nama Jakarta.